Friday 10 April 2015

Kisah-kisah Seorang Perempuan (introducing to Kumpulan Cerpen Peluru)


Aku, kamu, dan kalian. Kita semua pasti lahir dari seorang perempuan. Muncul dari rahim seorang wanita. Wanita yang kemudian kita sebut sebagai ibu. Takkan ada siapapun yang mampu menggantikan sosok seorang ibu. Betul ‘kan?

Kuakui, ibu adalah seseorang yang paling banyak memberiku cerita. Setiap saat, beliau selalu menampilkan kisah tiada henti. Karena itulah, bersyukurlah buat kita semua, yang masih memiliki kesempatan untuk bersama dengan ibu masing-masing. Karena di sekeliling kita, ada banyak rekan atau tetangga, yang tak lagi seberuntung kita. Mereka, tak lagi bisa bermanja-manja ria bersama ibunya. Mereka, tak lagi dapat mendengar omelan ibu, yang kadang memang mampu membuat kuping panas. Tetapi kuping panas itu, tak ada artinya lagi jika ibu sudah tak berada disisi kita.

“Langit perlahan gelap. Segelap diriku yang dirundung duka. Belum lama, Ibu telah berpulang. Masih di pelupuk mata, tatkala aku ikut menggali tanah untuk menutup jasad Ibu di peristirahatannya yang terakhir. Masih terasa di tanganku, bunga-bunga yang kutaburkan di atas pusaranya. Dan masih jelas tertanam di benakku, nama Ibu yang tertulis tegas di nisan itu. BERLIAN.”

Cuplikan di atas adalah potongan dari cerpen berjudul “Berlian”. Satu dari 11 cerpen yang terangkum di dalam buku terbitan Penerbit Ellunar, yang bertajuk PELURU. Berikut adalah beberapa cuplikan dari cerpen lainnya:



“Aku tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, aku ingin segera beranjak dan menemui Putri. Aku penasaran. Bagaimana dirinya sekarang yang telah menjelma menjadi perempuan dewasa. Tetapi di sisi yang lain, kutangkap sosok Yulia. Perempuan pilihanku. Perempuan yang tak lama lagi akan menyandang predikat Nyonya Yoga Saputro.” (cerpen “Putri Tanjung”)

“Kuambil test pack dari dalam tasku. Ada dua garis yang terpampang disitu. Kuraba-raba perutku. Sekarang, jika aku juga mengandung dan mempunyai keturunan dari Rey, bisakah aku menggantikan sosok Natalina bagi Rey?” (cerpen “Kepastian”)

“Masih jelas dipelupuk mataku. Tiga hari yang lalu, advokat yang tenar itu datang menemuiku. Mengucapkan belasungkawa sambil membawa wartawan sebagai bala kurawanya. Dihadapan banyak kamera, ia berjanji akan membantu biaya pendidikan Mila dan calon adiknya kelak. Aku tersenyum mendengarnya. Semoga ia benar-benar tulus melakukannya.” (cerpen “Lamborghini”)

“Aku terpuruk dalam kamarku yang pengap ini. Lengkap dengan dipan kayu rongsokan yang siap kapan saja rubuh dan hancur bila terkena goncangan yang keras. Lalu tembok yang kusam karena kurang mendapat sinar matahari dan cat yang sudah banyak mengelupas. Tidak lupa jendela sempit beserta korden kumalnya. Ditambah dengan beberapa kondom yang tersimpan rapi di dalam laci sebuah meja berukuran sedang yang kugunakan sebagai tempat tumpukan pakaianku.” (cerpen “Peluru”)

Bagiku, kesebelas cerpen yang terkumpul di dalam Kumpulan Cerpen Peluru ini, bercerita tentang perempuan. Perempuan dengan berbagai kisah dan sudut pandang. Bahwa, wanita mempunyai jalannya masing-masing.

Harga buku ini 36.000, semoga nominal yang tidak terlalu besar bagi Anda semua. Bagi Anda yang ingin membaca kesebelas cerpen tersebut, dapat mengunjungi laman facebook "Penerbit Ellunar Official". Atau, langsung SMS ke: 085659314144. Format SMS: nama_PELURU_jumlah buku_alamat lengkap dan kode pos.

Terima kasih dan selamat membaca.......!!!!!!!!




No comments:

Post a Comment